Allah membeli mereka
orang-orang yang beriman dengan harga yang lebih tinggi. Karena, harga untuk
menjadi orang yang beriman itupun, mahal dan memerlukan perjuangan yang berat
sekali.
Untuk mendapatkan emas yang
murni saja, maka emas itu harus dibakar dengan panas yang tinggi, begitu pula
untuk mendapatkan baja, maka harus dilebur dulu dalam api yang sangat
panas.
Begitu juga keimanan. Allah
berfirman didalam al-qur'an surat al-ankabut ayat 2 yang artinya :
"Apakah manusia
menyangka akan dibiarkan begitu saja berkata : "kami beriman",
padahal mereka belum diuji. Sungguh kami telah menguji orang-orang
sebelummu"
Ayat diatas menandakan,
betapa nilai sebuah keimanan itu mahal sekali harganya. Sehingga Allah tidak
membiarkan orang-orang yang mengaku beriman begitu saja.
Keimanan bukan hanya
pengakuan lisan yang biasa berbohong. Oleh karena itu, perlu diuji dengan
ujian-ujian yang bisa jadi memerlukan pengorbanan kita, baik harta maupun jiwa
itu sendiri.
Dialah Abu Bakar Ash-Shidiq
RA. yang berani berkorban dengan harta dan jiwanya. Oleh karenanya tidak heran,
ketika Rasulullah SAW memerlukan dana untuk perjuangan membela Agama Allah,
dengan spontan Abu Bakar menginfaqkan semua hartanya untuk dipakai dalam
perjuangan dijalan Allah, dan beliau juga dikenal paling teguh dalam islam,
beliau juga orang yang mula-mula memenuhi seruan Nabi SAW dari kalangan
orang-orang dewasa. Beliau adalah Khalifah dalam islam pengganti Rasulullah SAW
sesudah beliau tiada, dan beliaulah orang yang diseru pada hari kiamat dari
semua pintu syurga yang berjumlah delapan buah sebagaimana kita ketahui
semuanya. Oleh karenanya Nabi SAW besabda, "Seandainya keimanan Abu Bakar
itu ditimbang dengan keimanan seluruh manusia selain para Nabi, maka tentu
keimanan Abu Bakar akan lebih berat." Begitu juga dengan sahabat-sahabat
Nabi SAW yang lain, seperti Umar bin khottob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib dan sahabat-sahabat yang lain, mereka semua adalah orang-orang yang
berani membeli keimanannya dengan harga yang mahal dan tinggi sekali.
Ataupun kalau kita mau
melihat bagaimana bagaimana keimanan orang yang baru masuk islam (muallaf),
serta ketika keimanannya telah ditanamkan dalam qalbunya dan merekapun masuk
islam. Merekapun berani mengatakan kepada keluarga, sahabat, dan kerabatnya
bahwa dirinya telah masuk islam. Namun, apa yang terjadi pada diri mereka???
mereka diusir dari keluarganya, disiksa, diintimidasi, dilepas dari kemewahan
hidupnya dan bahkan sampai mau dibunuh bahkan dibunuh. Akan tetapi, mereka
tetap tegar dengan keimanannya, sehingga sampai-sampai kitapun yang
keislamannya dimulai sejak lahir, bisa jadi kalah dengan mereka.
Itulah harga sebuah keimanan.
Sehingga, orang-orang yang mau membelinya pun, harus benar-benar siap luar
dalam.
Adanya suatu cobaan bagi
orang yang beriman merupakan suatu kepastian yang mengandung tujuan dan hikmah.
Diantara beberapa tujuan dan hikmahnya adalah sebagai berikut :
a. Untuk membersihkan
barisan mukmin dari mereka yang hanya mengaku-ngaku beriman. Mereka adalah
orang-orang munafik dan orang-orang yang dalam hatinya terdapat penyakit. Maka
dengan adanya ujian, akan nampak siapa yang ikhlas setia dan yang tidak,
seperti terujinya emas murni dan emitasi melalui pembakaran.[1]
b. Mendidik kaum beriman
mengasah permata iman dan menjernihkan hati, sehingga keimanan mereka akan
menjadi matang dan kuat guna selalu mendekatkan diri kepada Allah, bukan
sebaliknya akan putus asa dan prustasi. Yang pada akhirnya mereka akan selalu
mendapat rahmat dan petunjuk dari Allah SWT. [2]
c. Meningkatkan derajat dan
kedudukan orang-orang beriman disisi Allah SWT. Karena dengan ujian dan cobaan
yang beraneka ragam, Allah SWT meninggikan derajat dan kedudukan, melipat
gandakan pahala, dan menghapus dosa-dosa. Hal ini seperti yang disabdakan Nabi
SAW. "Tidaklah seorang muslim menderita karena kesedihan,
kedukaan, kesusahan, kepayahan, kena penyakit, sampai gangguan duri yang
menusuk kedalam tubuhnya, kecuali dengan itu Allah mengampuni dosa-dosanya” (H.R.
Bukhari)
Cobaan dan ujian pasti
datang pada siapapun, tinggal bagaimana menyikapinya. Yang pasti setiap orang
yang mendapat ujian dan cobaan, dengan usaha yang optimal dan selalu
menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya, maka
niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dan pertolongan-Nya. QS. Al-Baqarah
ayat 286
[1] Q.S.
Al-Mukmin ayat 179 dan Al-Ankabut ayat 10-11 serta Al-Hajj ayat 11
[2] Q.S.
AL-Baqarah ayat 155-157
No comments:
Post a Comment