Friday 13 March 2015

Cabang Metafisika Berupa Faham Dualisme

Aliran ini mengatakan bahwa hakikat itu ada dua, yaitu hakikat ruhani dan hakikat materi. Dimana ruhani bukan muncul dari materi, begitu juga materi bukan muncul dari ruhani. Artinya bahwa kedua macam hakikat ini (materi atau Non Materi) masing-masing bebas dan berdiri sendiri, dimana keduanya sama-sama azali dan abadi. Dan juga, hubungan keduanya menciptakan kehidupan di alam ini. Contohnya yang paling jelas adalah tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.
Tokoh paham ini ialah Descartes (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak Filsafat Modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan). Descartes meragukan segala sesuatu yang dapat diragukan. Mula-mula ia mencoba meragukan semua yang dapat di indera. Dia juga meragukan badannya sendiri. Bahkan dialam mimpi juga yang seolah-olah seseorang mengalami sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi, persis seperti tidak mimpi (dalam keadaan terjaga), akan tetapi dalam kenyataannya hal itu tidaklah terjadi. Sehingga tidak ada batas yang tegas antara mimpi dan jaga. Akibatnya, ia menyatakan bahwa ada satu yang tidak dapat diragukan, yaitu saya sedang ragu. Baginya, boleh saja badan saya ini saya ragukan adanya, hanya bayangan misalnya, atau hanya seperti dalam mimpi, akan tetapi mengenai saya sedang ragu benar-benar tidak dapat diragukan adanya.
Aku yang sedang ragu ini, adalah disebabkan oleh aku yang sedang berfikir. Kalau begitu, aku berfikir pasti ada dan benar. Dan jika berfikir itu ada, berarti aku ini ada, sebab yang berfikir itu aku. Cogito ergo sum, aku berfikir jadi aku ada. Paham ini kemudian dikenal dengan faham rasionalisme, yaitu faham Filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.[1]




[1] K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta : Kanisius, cet ke 18, 2001, hal 45.


No comments:

Post a Comment