Friday 1 May 2020

Rukun Shalat

Salat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai dengan aturan dan ketentuannya. Rukun salat adalah setiap perkataan atau perbuatan yang akan membentuk hakikat salat. Jika salah satu rukun ini tidak ada, maka salat pun tidak teranggap secara syar’i dan juga tidak bisa diganti dengan sujud sahwi. Meninggalkan rukun salat ada dua bentuk. Pertama, meninggalkannya dengan sengaja maka dalam kondisi seperti ini salatnya batal dan tidak sah menurut mayoritas ulama. Kedua, meninggalkannya karena lupa atau tidak tahu maka dalam hal ini ada beberapa ketentuan. Jika mampu untuk mendapati rukun tersebut lagi, maka menurut jumhur fukaha wajib untuk melakukannya kembali. Jika tidak mampu mendapatinya lagi, maka salatnya batal menurut ulama Hanafiyah, sedangkan jumhur ulama (mayoritas ulama) berpendapat bahwa raka’at yang ketinggalan rukun tadi menjadi hilang. Jika yang ditinggalkan adalah takbiratul ihram, maka salatnya harus diulangi dari awal lagi karena ia tidak memasuki salat dengan benar. 

Rukun salat ini ada 13 perkara. 
a. Niat 
Artinya, menyengaja di dalam hati untuk melakukan salat, misalnya berniat di dalam hati, “Sengaja saya salat Zuhur empat rakaat karena Allah”. Begitulah seterusnya untuk tiap-tiap macam salat dengan niat yang tertentu pula. Hal ini berdasarkan firman Allah swt. 

Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS al-Bayyinah/98: 5). 
Dalam hadis disebutkan,
عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول:  إنما الأعمال بِالنيات

Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya. (HR. Bukhari dan Muslim dari Umar bin Al-Khattab). 
b. Berdiri bagi yang berkuasa Bila tidak dapat berdiri boleh dengan duduk, tidak dapat duduk boleh dengan berbaring.
Nabi saw. bersabda: 
)صل قائما فإن لم تستطع فقاعدا فإن لم تستطع فعلى جنب (

Salatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping. (HR. Bukhari).

c. Takbiratul ihram 
Yakni membaca “Allahu Akbar” berdasarkan hadis Ali: 
Artinya : Dari Ali r.a. berkata baha Nabi saw. bersabda, "Kunci salat ialah bersuci, pembukaannya membaca takbir, dan penutupnya ialah memberi salam.” (HR.  Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Turmuzi). 

Yang dimaksud dengan rukun salat adalah ucapan takbir “Allahu Akbar”. Ucapan takbir ini tidak bisa digantikan dengan ucapakan selainnya walaupun semakna.

d. Membaca Surat al-Fatihah 
Dari Ubadah bin Shamit r.a. bahwa Nabi saw. bersabda:

عن عبادة بن الصامت أن الرسول الله صلى الله عليه و سلم قال:لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتَة الكتاب

Artinya : Dari Ubadah bin Samit bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda: Tidak ada salat seseorang yang tidak membaca Surah Al-Fatihah. (HR. Bukhari). 

e. Ruku dan thuma’ninah
Ruku dan thuma’ninah artinya membungkuk sehingga punggung menjadi sama datar dengan leher dan kedua belah tangannya memegang lutut. 
Dari Abu Mas'ud Badari. Nabi saw. bersabda:
إذا قمت إلى الصلاة  . . .ثم اركع حتّىَ تطمئن راكعا

Artinya : Rasul saw. bersabda: Jika kamu melaksanakan salat . . . kemudian ruku’lah hingga  tuma’ninah ketika ruku’ itu. (HR. Bukhari).  

Keadaan minimal dalam ruku’ adalah membungkukkan badan dan tangan berada di lutut. Sedangkan yang dimaksudkan thuma’ninah adalah keadaan tenang di mana setiap persendian juga ikut tenang. Ada pula ulama yang mengatakan bahwa thuma’ninah adalah sekadar membaca zikir yang wajib dalam ruku. 

f. I'tidal dengan thuma'ninah
Artinya bangkit dari ruku dan kembali tegak lurus, thuma'ninah.
Nabi saw. mengatakan pada orang yang jelek salatnya: 
 . . .ثم ارفع حتّىَ تعتدل قائما . . .
Kemudian tegakkanlah badan (i’tidal) dan thuma’ninalah. (HR. al-Bukhari)

g. Sujud dua kali dengan thuma'ninah 
Yaitu meletakkan kedua lutut, kedua tangan, kening, dan hidung ke atas lantai. Anggota sujud ialah muka, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua telapak kaki. Rasulullah saw. bersabda,

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال النبي صلى الله عليه و سلم : ( أمرت أن أسجد على سبعة أعظم على الجبهة - وأشار بيده على أنفه - واليدين والركبتين وأطراف القدمين( 

Artinya : Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, Nabi saw. bersabda, “Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), telapak tangan kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, dan ujung kaki kanan dan kiri.” (HR. al-Bukhari) 

h. Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah 
Artinya bangun kembali setelah sujud yang pertama untuk duduk sebentar, sementara menanti sujud yang kedua. Nabi saw. bersabda, 
ثم اسجد حتّىَ تطمئن ساجدا ثم ارفع حتّىَ تطمئن جالسا ثم اسجد حتّىَ تطمئن ساجدا
Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari sujud dan thuma’ninalah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan thuma’ninalah ketika sujud.  (HR. Bukhari dan Muslim)

i. Duduk untuk tasyahud akhir
j. Membaca tasyahud akhir di waktu duduk di rakaat yang terakhir Nabi saw. bersabda:
عن ابن عباس أنه قال  :كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعلمنا التشهد  كما يعلمنا السورة من القرآن فكان يقول التحيات المباركات الصلوات الطيبات لله السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله

Artinya : Dari Ibnu Abbas ra. berkata: Rasulullah saw. mengajarkan tasyahud kepada kami sebagaimana ia mengajarkan surah, lalu ia berkata:  Katakanlah olehnya: “segala kehormatan, keberkatan, segala salat segala yang baik-baik itu bagi Allah. Selamat atas engkau hai Nabi, dan rahmat Allah serta berkah-Nya. Selamatlah atas kamu hamba Allah yang shaleh-shaleh. Aku mengaku, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Aku mengaku bahwa Muhammad itu utusan Allah. (HR. Muslim). 

k. Membaca salawat atas Nabi, artinya setelah selesai tasyahud akhir, maka dilanjutkan membaca pula salawat atas Nabi dan keluarganya 
l. Mengucapkan salam yang pertama 
Bila setelah selesai membaca tasyahud akhir dan shalawat atas Nabi dan keluarga beliau maka memberi salam. Yang wajib hanya  salam pertama. Dalilnya hadis yang telah disebutkan di muka, 

Artinya : Dari Ali r.a. berkata baha Nabi saw. bersabda, "Kunci salat ialah bersuci, pembukaannya membaca takbir, dan penutupnya ialah memberi salam.” (HR.  Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Turmudzi).  

m. Tertib artinya berturut-turut menurut peraturan yang telah ditentukan 
Diharuskan berurutan dalam mengerjakan rukun karena dalam hadis musii’ salatuhu terdapat kata “tsumma” ketika menjelaskan urutan rukun. Tsumma sendiri berarti kemudian yang menunjukkan makna berurutan. Perhatikan hadisnya!
فقال ( إذا قمت إلى الصلاة فكبْ ثم اقرأ ما تيسر معك من القران ثم اركع حتّىَ تطمئن راكعا ثم ارفع حتّىَ تعتدل قائما ثم اسجد حتّىَ تطمئن ساجدا ثم ارفع حتّىَ تطمئن جالسا وافعل ذلك في صلاتك  كلها (

Jika engkau hendak salat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah ayat al-Qur’an yang mudah bagimu. Lalu rukulah dan sertai thuma’ninah ketika ruku. Lalu bangkitlah dan beri’tidallah sambil berdiri. Kemudian sujudlah sertai thuma’ninah ketika sujud. Kemudian bangkitlah dan duduk antara dua sujud sambil thuma’ninah. Kemudian sujud kembali sambil disertai thuma’ninah ketika sujud. Lakukan seperti itu dalam setiap salatmu. (HR. Bukhari dan Muslim).