Wednesday 11 March 2015

Alur Ekonomi Bangsa Arab Pra Islam

Lalu lintas ekonomi Bangsa Arab pra-Islam umumnya terpusat dipasar-pasar tradisional. Dimana kegiatan di masing-masing pasar berlangsung secara berkala. Contohnya seperti pasar Daumat al-Jandal, pasar milik Bani Ghassan dan Bani Kilab, yang hanya melangsungkan kegiatan perdagangannya pada bulan Rabi'ul Awwal.[1]
Sebelum kedatangan islam, terdapat sepuluh pasar utama diseluruh Jazirah Arab yang menjadi pusat kegiatan bisnis masyarakat. Diantara pasar-pasar yang ramai dikunjungi adalah pasar Adn, yang hanya berlangsung pada permulaan Ramadhan.
Pasar ini dikenal sebagai pusat minyak wangi dengan kualitas tinggi. Selanjutnya adalah pasar Ukadz, pasar yang terletak didataran tinggi Najd. Padar ini merupakan pusat transaksi kaum elit Arab yang hanya melangsungkan aktifitas bisnisnya pada bulan Dzul Qa'dah. Pasar-pasar lainnya adalah pasar al-Musyaqqar dikawasan Bani Tammim, pasar Shahhar, yang terletak di daerah kekuasaan Bani Jalnadi, pasar Rabiyah di Hadramaut, Yaman. Pasar Shan'a', dan Pasar Dzi al-Majaz yang biasa dilalui para jamaah haji sebelum tiba di Mekkah.
Sayangnya, dipasar-pasar tersebut tindak kejahatan cukup tinggi dan memprihatinkan. Preman-preman pasar yang beroperasi di sana sering mengompas orang-orang yang mengunjungi pasar. Diantara kelompok preman yang terkenal ganas adalah gerombolan Bani As'ad, Bani Thayyi', Bani Bakar, dan Bani Amir bin Sha'sha'. Walaupun jumlah mereka tidak begitu banyak, namun keberadaan mereka cukup membuat miris para pedagang. Apalagi umumnya preman-preman tersebut memiliki olah kanuragan yang cukup memadai, disamping kekompakan dan solidaritas mereka yang terkenal kuat.
Sebagai lawan dari para preman, dipasar-pasar tersebut juga ada golongan pembela yang sering berhadapan langsung dengan gerombolan preman. Kelompok pembela ini mengikrarkan dirinya akan melindungi siapa saja yang mendapat gangguan. Golongan ini terdiri dari Kabilah Bani Amr bin Tammim, Bani Handhalah, Kabilah Bani Hudzail, Kabilah Bani Syaiban dan Kabilah Bani Kilab.



[1] Para pengunjung pasar biasanya berpakaian lengkap dan dengan membawa tutup kepala (cadar), walaupun dia seorang laki-laki. Lihat Al-Abbasi, Op.cit. Vol. I, hal. 272


No comments:

Post a Comment